Total Tayangan Halaman

Senin, 29 Mei 2017


DESA SEBERAYA

Lokasi Desa Seberaya

       Desa Seberaya berada di Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, Jarak dari Desa ke Tigapanah yaitu kurang lebih sekitar 3 Km, adapun dari Kabanjahe yaitu  kurang lebih sekitar 12 km, dan dari Medan yaitu kurang lebih 76 km. Berbatasan dengan desa  Simpang Bertah, Aji Mbelang, Aji Jahe, Aji Buhara dan Aji Julu jika dari Daerah Ujung Aji, tetapi jika dari Tiga Panah berbatasan dengan Desa Kuta Balai dan Tiga Panah. 

     Jarak desa ini dari Kota Medan sebagai ibukota Propinsi sekitar 76 Km. Angkutan yang dapat digunakan untuk mencapai desa ini dari Kota Medan diawali dengan menaiki Sinabung Jaya, Sutra atau angkutan umum yang melewati Berastagi atau Kabanjahe. Sampai di Berastagi atau di Kabanjahe, perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan angkutan Sibayak jurusan Desa Seberaya jika dari Berastagi tetapi jika dari Kabanjahe dilanjutkan dengan Arih Ersada yang menuju Desa Seberaya.

      Ruas jalan dari Berastagi atau dari Kabanjahe menuju Desa Seberaya telah diaspal, namun ada sebagian ruas jalan yang sudah berlubang dan digenangi air jika turun hujan. Sebagian besar jalan yang rusak ini dijumpai pada rute perjalanan dari Kabanjahe menuju Desa Seberaya yaitu pada daerah yang sering disebut Lau Pirik. Di daerah Lau Kemit juga mengalami sedikit kerusakan yaitu pernah terjadinya longsor yang berada pada sisi jalan yang disebabkan oleh hujan deras.

Sejarah Desa Seberaya 

    Dalam sejarah terbentuknya Desa Seberaya dan penamaan Desa Seberaya, masyarakat Desa Seberaya memiliki cerita sendiri dan cerita sejarah ini diakui dari generasi ke generasi penduduk Desa Seberaya. Menurut beberapa sumber, Desa Seberaya memiliki pengaruh dari India,terlihat dari nama nama sub Marga Sembiring seperti Depari, Pandia, Colia, Meliala, Brahmana dan sebagainya.

        Kata Seberaya ini sebenarnya berasal dari kata yaitu Serayan, dalam bahasa Karo serayan artinya kelompok atau kelompok kerja. Kata serayan ini juga dapat disamakan dengan kata aron dalam bahasa Karo yang berarti kelompok kerja, biasanya untuk mengerjakan ladang anggota kelompoknya. Seiring dengan berjalannya waktu, kata serayan berubah menjadi kata Seberaya, tidak ada yang mengetahui jelas kapan dan siapa yang mengubah nama serayan menjadi Seberaya.

       Dalam budaya Karo, ada istilah merga simantek kuta, yaitu marga orang yang awalnya mendiami daerah tersebut atau orang yang mendirikan kampung atau desa tersebut dan istilah anak beru kuta. Desa Seberaya marga simantek kuta adalah marga Karo Sekali, karena kelompok orang dengan Marga Karo Sekali lah yang awalnya mendiami dan mendirikan desa ini. Sementara anak beru kuta adalah Merga Sembiring.

      Di seberaya sendiri, ada tiga kesain besar, kesain dalam bahasa Indonesia berarti kelompok pemukiman yang berada dalam sebuah wilayah desa. Kesain tersebut adalah Kesain Rumah Karo Raja Urung, Kesain Saribu dan Kesain Julun. Nama-nama kesain ini diyakini adalah nama ketiga kepala keluarga yang awalanya mendiami daerah Seberaya ini. 

          Sampai saat ini, penduduk dengan marga Karo Sekali dan Sembiring lah yang paling banyak terdapat di Desa Seberaya. Marga Karo Sekali juga diyakini berasal dan berkembang dari Desa Seberaya, sehingga jika dimanapun ada orang Karo dengan marga Karo Sekali kemungkinan besar adalah berasal dari Desa Seberaya.

Keadaan Penduduk

     Jumlah Penduduk Seberaya sekitar  1100 Per Kepala Keluarga. Penduduk Desa ini sebagian besar beragama Kristen, dimana  yaitu Gereja Kristen Protestan sekitar 30 %, Katolik 20 %, Pentakosta 30 %, Islam 15 %, dan lain lain 5 %. 

          Penduduk yang ada di Desa Seberaya ini sebagian besar adalah suku Karo (90%), dengan adanya perpindahan penduduk, kini Desa Seberaya juga ditinggali oleh kelompok etnis lain seperti Batak Toba, Simalungun, Jawa, Nias, dan orang dari kelompok lainnya. Masuknya etnis lain ke desa ini terjadi dengan beberapa cara misalnya ada warga Desa Seberaya yang menikah dengan orang dari etnis lain dan menetap di Desa Seberaya, orang dari etnis lain masuk dan menetap di Desa Seberaya dengan tujuan mencari pekerjaan (biasanya sebagai buruh tani) atau kedatangan etnis lain karena faktor kesadaran sendiri ingin menetap di Desa Seberaya. Bagi warga yang berasal dari etnis lain ini biasanya setelah sah sebagai warga Desa Seberaya yang dibuktikan dengan pemberian KTP oleh Kepala Desa akan membuat keluarga angkat yang mereka anggap cocok untuk mereka. Biasanya keluarga angkat ini akan memberikan marga orang Karo keluarga mereka atau marga yang cocok untuk orang yang berasal dari etnis lain tersebut. Sehingga jika ada kegiatan adat di Desa Seberaya, mereka mengetahui posisi mereka dalam Adat Karo.

          Dari segi tingkat pendidikan sebagian besar penduduk Desa Seberaya sudah menamatkan SMP, terutama para warga yang sudah diatas usia 40 tahun, hanya sebagian kecil yang tamat SD atau tidak tamat sekolah sama sekali (warga yang sudah lanjut usia). Anak remaja sebagian besar telah tamat SMA. Banyak anak remaja dari Desa Seberaya yang melanjutkan jenjang kuliah di luar kota propinsi atau di ibukota propinsi (Medan), ada juga yang menjalani bangku SMA di Kota Medan. Sekolah SMA yang dapat dijangkau pulang balik dari Desa Seberaya adalah SMA yang ada di Tigapanah, Kabanjahe, Barusjahe dan Berastagi. Hal ini membuat banyak juga anak-anak terpelajar yang berasal dari Desa Seberaya yang telah menduduki jabatan penting baik di tingkat daerah kabupaten, propinsi maupun tingkat nasional.

      Bertani merupakan mata pencaharian mayoritas warga desa ini, meskipun mata pencaharian pokoknya bukan dari bertani (misalnya mereka bekerja di instansi pemerintahan), namun mereka tetap memiliki lahan untuk dijadikan tempat bercocok tanam. Orang dengan pekerjaan pokok bukan sebagai petani, biasanya mengerjakan lahan mereka ketika mereka selesai melakukan pekerjaan di kantor atau tempat lain. Tanaman yang paling banyak ditanam oleh warga desa dulunya adalah tanaman jeruk tetapi semakin lama hanya segelintir orang yang menanam jeruk karena biaya perawatannya yang mahal, penduduk Desa Seberaya sekarang ini menanam berbagai macam tanaman seperti kopi, tomat, kentang , tembakau, dan jenis jenis sayuran lainnya seperti sayur putih, kol, bunga kol, cabai, beberapa penduduk juga sudah mulai menanam tanaman wortel, lemon dll.  Desa Seberaya juga terkenal dengan penghasil tanaman bunga dengan berbagai macam jenis mulai dari Bunga ester, bunga terompet, bunga dahlia, bunga sedap malam, bunga tekwa, bunga krisan, bunga pong pong, bunga anyelir dan sebagainya.

         Berdasarkan aktifitas mata pencaharian utama warga Desa Seberaya tersebut, maka musim kemarau merupakan musim yang sangat tidak menguntungkan bagi warga desa. Hal ini karena sebagian besar tanaman warga sangat membutuhkan air yang cukup. Kemarau juga akan sangat mengganggu bagi kesehatan hewan peliharaan warga karena rumput yang menjadi makanan utama ternak mereka menjadi kering dan sulit didapat. Pada Tahun 2016 kemarin, Desa Seberaya sekitarnya mengalami kemarau panjang mulai bulan Februari hingga bulan Oktober awal, pada masa Kemarau tersebut, hampir semua masyarakat mengeluh karena tanaman banyak yang tidak jadi tumbuh, dan  bila ingin ditumbuhkan pun harus menyiram tanaman setiap harinya, airnya pun harus dibeli dari MCK yang dikelola oleh PUD dengan harga Rp 20.000 per 1000 liter( 1 tangki air), sehingga bagi Masyarakat yang tidak sanggup membeli air untuk tanaman mereka mengalami banyak kerugian, begitu juga dengan masyarakat yang membeli air, juga banyak mengalami kerugian, dikarenakan pengeluaran tidak sebanding dengan harga jual tanaman tersebut. 

     Disamping itu, Desa Seberaya juga mempunyai cerita yang sangat sensasional. Salah satu cerita tersebut yaitu: 

Cerita Putri Hijau
 
     Cerita putri Hijau sangat berkaitan dengan Desa Seberaya. Konon menurut masyarakat Desa Seberaya yang diceritakan secara turun temurun Putri Hijau dan saudara saudaranya lahir di Desa Seberaya tepatnya yaitu di Lau Pirik.  Sampai saat ini gua tersebut masih ada dan sebagian permukaannya tertimbun gugusan tebing sekitarnya. Menurut cerita yang saya dengar dari orangtua, Ibu Putri Hijau merupakan penduduk Desa Seberaya yang merupakan Beru Sembiring Milala.

      Kisah awal ini berawal dari si Beru Milala ini( namanya tidak diketahui) hamil di luar nikah tanpa diketahui siapa suaminya, sehingga masyarakat Desa Seberaya mengasingkannnya dari Desa Seberaya ke sebuah Gua di Lau Pirik atau yang sering disebut dengan  Gua Lau Pirik. Konon menurut cerita, kehamilannya terus membesar selama hampir 3 tahun, dan pada saat melahirkan lahirlah ketiga anaknya yaitu si Naga, Meriam, dan Putri Hijau yang pada awalnya, nama Putri Hijau di Seberaya  disebut adalah “ Beru Peteri” yang artinya “Wanita Sakti yang bersinar”. 

 Putri Hijau tumbuh besar menjadi seorang gadis yang cantik.Kecantikannya memancarkan warna kehijauan yang berkilau dan menjadi kesohor ke berbagai pelosok negeri. Bahkan Konon katanya, Putri Hijau bagaikan Dewi kahyangan Yang turun ke bumi, disebutkan Putri Hijau memiliki rambut yang sangat panjang, bahkan satu helai rambutnya pun sebesar satu genggaman tangan orang dewasa atau sebesar bola kasti, hal ini dulu pernah dibuktikan dengan ditemukannya sehelai rambut tersebut di Desa Seberaya, tepatnya di Rumah Mbelin( Salah Satu rumah adat di Desa Seberaya pada zaman dulu), Putri Hijau juga memiliki dikatakan memiliki kulit yang sangat putih, saking putihnya ketika dia memakan sirip, sirih tersebut terlihat di lehernya ketika memakannya

   Di Desa Seberaya tepatnya di Lau Pirik juga terdapat tapian untuk tempatnya khusus untuk mandi dan Gua Lau Pirik yang konon katanya merupakan tempat kelahiran sang Putri hijau dan saudaranya. 

     Menurut cerita yang beredar, sang Putri dan saudaranya akhirnya pindah dari Desa Seberaya karena Masyarakat Desa Seberaya tidak sanggup lagi menyediakan makanan Si Naga saudara Putri Hijau yang memiliki nafsu makan yang sangat besar. Mereka akhirnya dari Desa Seberaya menuju Delitua, konon katanya mereka pindah ke Delitua melalui jalur Gua Lau Pirik tempat mereka dilahirkan yang menurut cerita jika keluar dari gua tersebut dapat keluar di daerah Delitua. Di Delitua , para pengikutnya membangun benteng yang kuat. Dengan demikian, negeri itu cepat makmur.

     Kecantikan Puteri Hijau  yang menyebar seperti kabar burung ke segala penjuru, suatu ketika  didengar  oleh Raja Aceh. Ia  kemudian menginginkan Putri Hijau  sehingga mengirim bala tentara untuk meminang Puteri Hijau. Utusan langsung dikirim. Tapi lamaran raja Aceh  ditolak dan membuat Raja Aceh menjadi murka. Ia merasa diri dan kerajaannya dihina sehingga jatuhlah perintah untuk segera menyerang benteng Puteri Hijau. Tapi karena bentengnya sangat kokoh, pasukan Aceh gagal menembusnya.

    Menyadari jumlah pasukannya makin menyusut setelah banyak yang terbunuh, panglima-panglima perang Aceh memakai siasat baru. Mereka menyuruh prajuritnya menembakkan ribuan uang emas ke arah prajurit benteng yang bertahan di balik pintu gerbang. Suasana menjadi tidak terkendali karena para penjaga benteng itu berebutan uang emas dan meninggalkan benteng pertahanan. Ketika mereka tengah sibuk memunguti uang logam, tentara Aceh menerobos masuk dan dengan mudah menguasai benteng.

    Pertahanan terakhir yang dimiliki orang dalam adalah salah seorang saudara Puteri Hijau, yaitu Meriam Puntung. Tapi karena ditembakkan terus-menerus, meriam ini menjadi panas, meledak, terlontar, dan terputus dua. Bagian moncongnya tercampak ke Desa Sukanalu Simbelang, Kecamatan Barusjahe.

          Sedangkan bagian sisanya terlontar ke Labuhan Deli, dan kini ada di halaman Istana Maimoon Medan. Melihat situasi yang tak menguntungkan, Naga saudara Sang Puteri lainnya, menaikkan Puteri Hijau ke atas punggungnya dan menyelamatkan diri melalui sebuah terusan (Jalan Puteri Hijau), memasuki sungai Deli, dan langsung ke Selat Malaka.
 
     Menurut cerita ini, saudara-saudara Puteri Hijau adalah manusia-manusia sakti yang masing-masing bisa menjelma menjadi meriam dan naga. Memang, cerita lisan selalu mewariskan banyak versi sesuai selera masing-masing penceritanya. 

Djaga Depari 

          Djaga Depari merupakan salah satu komponis nasional asal daerah Tanah Karo terkhususnya Desa Seberaya. Sebagai seorang komponis, lagu dan karya karya almarhum Djaga Depari sangat dikenal masyarakat luas terlebih- lebih bagi masyarakat di daerah Sumatera Utara. Lagu lagu ciptaannya sangat populer, terutama di daerah Tanah karo sendiri, bahkan di sekolah sekolah sd dan smp, pada pelajaran Bahasa Daerah Karo, sering sekali lagu lagu Ciptaannya dinyanyikan. 

          Di Desa Seberaya sendiri, masyarakat masih sering menyanyikan lagu lagu Djaga Depari baik itu lansia, dewasa, remaja dan anak anak. Tetapi pengenalan diri masyarakat Sumatera Utara terhadap Djaga Depari masih kurang, karena kurangnya dokumentasi belum sebanding dengan karya karyanya. Hal serupa juga terjadi pada banyak orang yang mempunyai andil dalam perjuangan bangsa ini dibidang kebudayaan. 

          Djaga Depari lahir di Seberaya pada 5 Mei 1922, Orangtuanya bernama Ngembar Sembiring Depari dan Siras Br Karo Sekali. Djaga Depari adalah anak kedua dari enam bersaudara. 

               Menurut sumber, Djaga Depari menikah pada umur sekitar 20-25 tahun dengan Impalnya Djendam Br Depari. Dari hasil pernikahan mereka, mereka dikaruniai tujuh orang anak, empat laki laki dan tiga perempuan. Anak pertama bernama Sadarman Depari, anak kedua bernama Sutrisno Depari, anak ketiga bernama Maya Rita Br Depari, anak keempat  bernama Agustina Br Depari,anak kelima bernama Junita Br Depari, anak keenam bernama Waktu Depari, anak ketujuh bernama Ngapuli Depari yang lahir dua bulan sebelum Djaga Depari meninggal. 

          Dari ketujuh anak dari Djaga Depari, anak keempatnya lah yaitu Agustina Br Depari yang paling dikenal oleh masyarakat dibanding anaknya yang lain.  Agustina Br Depari ini dikenal sebagai pelatih tari bagi generasi muda di sanggar yang telah dibangunnya. Ia juga aktif mengurusi kegiatan Seni yang berhubungan dengan nama besar ayahnya. 

          Di Desa Seberaya sendiri masih berdiri kokoh rumah yang dulunya ditinggali oleh Djaga Depari beserta keluarganya dulu. Sekarang Rumah peninggalan tersebut, ditinggali oleh Ngapuli depari yang merupakan anak bungsu dari Djaga Depari, sedangkan  kakaknya yang lain tidak tinggal di rumah peninggalan Djaga Depari tersebut setelah menikah. Rumah tersebut berlokasi di Desa Seberaya, tepatnya di rumah tengah atau sekarang disebut rumah suah.

          Hampir semua lagu yang diciptakan oleh Djaga Depari mengandung makna tidak langsung. Lagu Taneh Karo Simalem, misalnya, merupakan simbol Tanah Karo yang memiliki alam yang indah nan elok yang tiada bandingannya dengan daerah lain. Dari lagu itu kita bisa mengetahui jiwa penciptanya,dalam hal ini Djaga Depari, yang tenang, tenteram dan cinta akan Tanah kelahirannya. 

        Pada masa masa perjuangan, Djaga depari sudah mulai dikenal sebagai pemusik pejuang yang mengarah penciptaan lagu- lagu perjuangan, cinta, dan keindahan alam di Tanah Karo. Lagu yang diciptakannya pada masa perang kemerdekaan itu antara lain: Famili taksi,  Sora Mido, Tanah Karo Simalem, Roti Manis, Tiga Sibolangit, Pecat Pecat Seberaya dan Andiko Alena. 

          Salah satu lagu ciptaan Djaga Depari yang terkenal yaitu Erkata Bedil yang menceritakan seorang anak gadis yang penuh harap dan sendu melepas sang kekasih ke medan juang untuk membela dan mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia. Irama dalam lagu ini konon katanya dapat membangkitkan semangat para pemuda untuk tetap percaya diri dalam perjuangan. Lagu Erkata Bedil ini menggambarkan semangat perjuanagan pemuda pemuda Karo untuk ikut mengangkat senjata melawan penjajah di Daerah Sumatera Utara, walaupun pemuda-pemudi itu sedang dilanda asmara. Lagu ini kemudian menjadi lagu nasional perjuangan rakyat Indonesia.         

Berikut adalah lirik dari lagu Erkata bedil ciptaan Djaga Depari:

ERKATA BEDIL
Erkata Bedil I kota Medan Ari o turang
Ngataken kami lawes erjuang ari o turang
Tading I jenda si turang besan
Turang la megogo
Rajin ku juma si muat  nakan turang la megogo
O turang la megogo
Kai nindu ari turang
Uga sibahan arihta
Arih-arihta
Tetap ersada ari o turang
Adina lawes kena ku medan perang ari o turang
Petetap ukur ola melantar ari o turang
Adina ue nina pengindo ari o turang
Sampan nge pagi si malem ukur ari o turang
O turang la megogo
Uga sibahan arihta
Arih arihta
Tetap ersada ari o turang

     Djaga Depari juga merupakan seorang musikus dan penggubah lagu yang sedikit banyak dipengaruhi oleh perkembangan zaman.

Djaga Depari juga merupakan seorang musikus dan penggubah lagu yang sedikit banyak dipengaruhi oleh perkembangan zaman. Selain lagu tersebut, masih terdapat banyak lagu ciptaan Djaga Depari yang populer hingga saat ini, baik bertemakan cinta dan perjuangan. 

Berikut ini adalah beberapa judul lagu ciptaan Djaga Depari yang populer di masyarakat Karo dan sekitarnya. Salah satu lagu ciptaan Djaga Depari yang bertemakan cinta yaitu Piso Surit. Dalam lagu itu digambarkan jeritan hati seorang pemuda terhadap seorang gadis tambatan hatinya. Lagu ini dipopulerkan oleh artis karo yaitu Fitra Chord Barus. 

PISO SURIT 

Piso surit piso surit
Terdilo-dilo terpingko-pingko
Lalap la jumpa ras atena ngena
Piso surit piso surit
Terdilo-dilo terpingko-pingko
Lalap la jumpa ras atena ngena
I ja kel kena tengahna gundari
Siangna menda turang atena wari
Entabeh naring mata kena tertunduh
Kami nimaisa turang tangis teriluh
Nggo nggo me dagena mulih me gelah kena
Bage me nindu rupa ari agi kakana
Tengah kesain keri lengetna
Remang mekapal turang seh kel bergehna
Tekuak manuk ibabo geligar
Enggo me selpat turang kite-kite ku lepar
Piso surit piso surit
Terdilo-dilo terpingko-pingko
Lalap la jumpa ras atena ngena
Nggo nggo me dagena mulih me gelah kena
Bage me nindu rupa ari agi kakana
Nggo nggo me dagena mulih me gelah kena
Bage me nindu rupa ari agi kakana

Bertolak belakang dengan syair lagu Piso Surit. Syair lagu Pinta-pinta merupakan refleksi tentang kisah cinta yang putus ditengah jalan. Lagu tersebut menggambarkan seorang pemuda yang harus membulatkan hatinya untuk pergi dari orang yang dicintainya untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Lagu tersebut juga menggambarkan kisah cinta yang terpisah oleh jarak dan waktu tetapi selalu setia kepada pasangannya. Lagu ini cukup populer di masyarakat karo dikarenakan dipopulerkan oleh salah satu penyanyi karo yaitu narta siregar atau narta perangin-angin. 


PINTA PINTA
Ola singet aku nari 
Ola aku tenahken pepagi
Sopena terang de wari 
Tekuak manuk merari 
Ola lolah lolah turang 
Dahilah dahindu mesayang 
I teruh delengna meganjang 
I kepar lawitna si mbelang 
Ola ate aru nake 
Gia sirang kita lebe 
Kenang pinta-pintangku jine
Bagem dage bagem lebe 

Salah satu lagu ciptaan Djaga Depari yang cukup populer lainnya adalah Simulih Karaben yang  dipopulerkan oleh Alasen Barus. Lagu ini adalah lagu yang bertema kesedihan dari anak seorang pejuang yang tidak tahu kemana lagi harus pulang, karena rumah pun tiada lagi untuk tempat berteduh sementara teman untuk mengadu pun sudah tidak ada lagi. Pada syair lagu ini, Djaga Depari, melukiskan kegundahan hatinya saat hari menjelang sore. Lagu ini sampai sekarang masih cukup popular di Tanah Karo. Setidak-tidaknya, pada setiap resepsi Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia sampai sekarang, lagu ini sering dikumandangkan. 


SIMULIH KARABEN

Benna ka menda wari bage 
Langit pe tempa erkire-kire 
Mulih ku rumah kari
Si erdahin i sabah 
Terbegi sora kalak erdilo-dilo
Sora ndilo kapen ralo-ralo
Seh i rumah kari 
Banci me ia ngadi –ngadi 
Di aku kuja ndia mulihku gundari 
I ja ndia inganku ngadi-ngadi
Latih kal bage suari berngi
Denden ukur picet ari 
O simulih karaben 
Ercakap bage aku la radum
Rende ningen lanai ersora
Kerah iluh ndekahsa ngandung 
Jingkangken kesah pekurang bana 
O si mulih karaben 

Selain kedua lagu tersebut, Djaga Depari juga menciptakan lagu bertemakan cinta lainnya yaitu lagu Io-io Lau Beringinyaitu lagu yang menceritakan tentang kisah cinta yang putus ditengah jalan dikarenakan ditinggalkan oleh sang kekasih, bait bait dalam lagu tersebut menunjukkkan  betapa sang kekasih merasa sangat sedih karena ditinggalkan dan karena janji-janji manis yang tidak ditepati dan kasih yang tidak kesampaian. 






IO-IO LAU BERINGIN 

Nese embun erpagi-pagi turang
Ngikut-ngikut lau beringin mergalun-galun 
Mambur iluh erdire-dire suari berngi
Nginget-nginget arih-arihta la sahun
Mayap-ayap kuliki kabang turang
Babo gumut mincep i duru batang kacihe
La kal  kap  terlupaken aku katandu mehuli 
Eme dalanna dalanna maka aku terlali-lali 
Kabang ndukur i talin gugung 
Ngadi cinep nepet asarna i perlaba 
Labuh ukur kinata arih-arihta rayung 
Tangis ngandung terkesi-kesi si sada sada 
Rudang turah i duru ling-ling turang
Miap-miap i embus angin angin silumang
Inget kel aku ningku rusur ula aku tading
Ja pagi inganku  di kena pagi erpemuang 
Io turang io turang iao io io 
Io turang io turang iao io io 

Salah satu lagu ciptaan Djaga Depari lainnya yang cukup populer yaitu rudang-rudang mejile yang menceritakan tentang seorang anak yang tumbuh menjelang dewasa yang tidak terlepas dari kasih sayang orangtua dan keluarga. Di dalam lagu tersebut juga diingatkan agar anak mematuhi nasihat orangtua, agar kelak menjadi anak yang berguna, menjadi kebanggaan orangtua dan sanak saudara. Lagu ini pernah dinyanyikan oleh beberapa artis karo, salah satunya adalah melita br sembiring milala.  


RUDANG-RUDANG MEJILE
Adina enggo mbelin bage
Mbelin daging ni baba dage
Mbelin bekas pendidong doah
Nande bapa perkuah
Ras si kuning kuningi mami
Bibi mbacar metami

[**]
Mehuli kel ajar na ndube
Rikut bage toto ras pasu pasuna
Ula kel macik tangke rudang
Rudang kalimbubuta 
Rudang rudang mejile nake
Tuah man  kade kade
Maka ersinal gelah
Babah nande bapanta sumekah 
Payo nge natenta tuhu nge nandeta
Sipangke nge pedahna 
Rudang rudang mejile 
Rudang rudang mejile 
Kembali ke [**]

Selain lagu yang ada di atas, masih terdapat beberapa lagu ciptaan Djaga Depari yang cukup populer saat ini, salah satunya adalah Mbuah Page yang bertemakan tentang kehidupan para petani. Lagu tersebut dipopulerkan oleh salah satu penyanyi karo yaitu Novita Br Barus. 


MBUAH PAGE
Palu me gendang 
Landek kita ras rende
Sada pengodak pengole 
Notoken wari mejile
Maka mbuah ko page 
Mbuah ko page
Maka mbuah ko page
Mbuah ko page
Palu me gendang 
Landek kita ras rende
Sada pengodak pengole 
Notoken wari mejile
Maka mbuah ko page 
Mbuah ko page
Maka mbuah ko page 
Mbuah ko page
Payo me nindu dage 
Tuhu me nindu dage
Gelah meriah erjujung 
Meriah nimpa  ku lesung
Gelahna lit dalinta pulung 
Pulung metunggung
Pulung metunggung nande bapa
Pulung metunggung

Lagu lainnya ciptaan Djaga Depari bertemakan cinta yaitu wayah e wayah yang menceritakan tentang pemuda pemudi yang sedang menghalau burung ditengah sawah-ladang sambil memadu kasih. 


WAYAH WAYAH
Wayah e wayah 
Mulih ko perik
Bias me gelah 
Tading ken sitik
La kin pe i tambahi 
Ateku nggo mesui
Penadingken turang ateku jadi
Ingetenku suari ras berngi
Bicara kin gel-gel 
Bagenda paksana muro
Lit ka nge temanku 
Arih ras ertungko-tungko
Oh turang sibesan
 Ija kena kudilo
Ija kal pagi 
Kena ku alo alo 
Ija kal kena 
Ku alo- alo 
Ija kal kena 
Ku lebuh ku dilo 
Wayah e wayah mulih ko perik
Wayah e wayah mulih ko perik

Lagu ciptaan Djaga Depari seperti halnya yang sudah diketahui, selalu memiliki makna yang terkandung di dalamnya, salah satu lagu ciptaan Djaga Depari yang memiliki makna tentang musyawarah mufakat yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia adalah Sue sue. Lirik dalam lagu ini menunjukkan musywarah mufakat adalah awal dari segalanya untuk mencapai tujuan bersama hingga bermanfaat bagi semua orang. 


SUE SUE
Arah kepultaken mbincar matawari
Ula nai min tunduh ota lawes ridi
Gelah min mejingkat ras menahang tulan
Sidahi dahinta dahin pe erdungna
Sue sue gelah arihta
Ue ue ue bage ningkena
Arih si ersada me bena-benana
Makana dahinta lit kari gunana
Perik kabang kabang dingen rende-rende
Bage kape kita ola ndele-ndele
Sidahi dahinta ola sempat murde
Mari si pesikap gelah sikap jore
Sue sue gelah arihta
Ue ue ue bage ningkena
Arih si ersada me bena-benana
Makana dahinta lit kari gunana

Sora mido(suara kesedihan). Sebuah syair dan lagu yang menggambarkan peristiwa "karo lautan api" pada agresi militer belanda ditahun 1946. Lagu dan syair ini merupakan ungkapan kesedihan atau pun  ratapan karena peperangan yang menimbulkan banyak korban harta, benda, dan jiwa. Lagu ini menggambarkan totalitas masyarakat karo dalam berperang mempertahankan harga diri dan wilayahnya, dimana sejarah mencatat bahwa hampir seluruh wilayah taneh karo simalem dibumi-hanguskan agar serdadu belanda tidak dapat mempergunakan fasilitas apapun untuk menunjang administrasi dan pertahanannya di Taneh Karo. 


SORA MIDO
Terbegi sora bulung-bulung erdeso
I babo makam pahlawan silino
Bangunna serko medodo
Cawir cere sorana mido-idom
Cawir cere sorana mido-idom

Terawih dipul meseng kutanta ndube
Iluh silumang ras simbalu-mbalu erdire-dire
Sora ndehereng erperenge-renge ate
Kinata ngayak-ngayak merdeka ndube
Kinata ngayak merdeka ndebe
Emakana tangarlah si 'ncikep layar-layar
Ola kam merangap, turang dingen ola kena erjagar-jagar
Kesah ras dareh kel ndube tukurna merdekanta enda
Ola lasamken pengorbanen bangsanta
Ola lasamken kahulna bangsanta
Enggo kap megara lau lawit ban dareh simbisanta
Enggo megersing lau paya-paya ban iluh tangista
Enggo kap gelap langit perbahan cimber meseng kutanta ndube
Kinata ngayak-ngayak medeka kita
Kinata ngayak-ngayak merdeka kita
Tegu min dage temanta si’nggo cempang
Didong doahken anak sitading melumang
Keleng ras dame ateta sada karang
Em pertangisen kalak lawes erjuang
Em pertangisen kalak lawes erjuang
Terbegi sora bulung-bulung erdeso
Cawir cere sorana mido-idom
Cawir cere sorana mido-idom

Mejuah juah berarti Selamat sejahtera bagi kita semua. Syair lagu Mejuah-juah merupakan ucapan selamat sejahtera yang disajikan secara suka cita. Lagu tersebut juga mengandung doa harapan agar Tuhan memberikan berkatnya apabila kita saling memaafkan se ia sekata dalam tindakan dan perbuatan. 

MEJUAH-JUAH
Mejuah-juah kita kerina  
nande bapa mulia
Rikut ken tuah sangap kerina 
nangtang singalah-ngalah
Ibas kita pulung pulung metunggung 
Arihta pe ola rayung
Singuda denga ras simetua 
Nangtang kerina rogana
Singuda-nguda ras anak perana 
Lampas jumpa atena ngena
Nampe rejeki bage
Kini malemen bage
Nese mesui ate
Ras kitik ukur bage
Ngayo tendinta njujuri dibata 
Berena sangap man banta
Ngayo tendinta njujuri dibata 
Berena sangap man banta
Ibas kita pulung pulung metunggung 
Arihta pe ola rayung
Singuda denga ras simetua 
Nangtang kerina rogana
Singuda-nguda ras anak perana 
Lampas jumpa atena ngena
Nampe rejeki bage
Kini malemen bage
Nese mesui ate
Ras kitik ukur bage
Ngayo tendinta njujuri dibata
Berena sangap man banta
Ngayo tendinta njujuri dibata 
Berena sangap man banta

Syair lagu Taneh Karo Simalem merupakan refleksi pemujaan penciptanya kepada Tanah kelahirannya yang menggambarkan daerah kelahirannya, yakni Tanah Karo Simalem nan indah. Dia mengatakan kemana pun akan pergi, tidak akan pernah dilupa. 


TANEH KARO SIMALEM
Kutatap ras kutulihken
Taneh ingan kemulihen
Kujabu kutengah-tengah bage
Taneh karo mejile
O taneh karo simalem
Inganta cio cilinggem

O taneh karo simalem
Inganta cio cilinggem
Meganjang kel beritana
Sebelang-belang dunia
Mehamat kel kap jelmana kerina
Sada pe la lit si jegirna
O taneh karo simalem
Inganta cio cilinggem
O taneh karo simalem
Inganta cio cilinggem
Reff:
I kepar lawit siapai kin ndia
Kecibalenku kin gia
Keleng kel ateku ia
Lakap erleka-leka
O taneh karo simalem
Inganta cio cilinggem
O taneh karo simalem
Inganta cio cilinggem
Meganjang kel beritana
Sebelang-belang dunia
Mehamat kel kap jelmana kerina
Sada pe la lit si jegirna
O taneh karo simalem

Inganta cio cilinggem

     1. Sd Negeri O47164 Desa Seberaya
 Sd ini berlokasi di daerah Kenjulu Desa Seberaya, lebih dikenal oleh masyarakat dengan Sd Impres. Sd ini juga berlokasi berdekatan dengan Situs Budaya Putri Hijau Desa Seberaya. Berikut ini adalah beberapa dokumentasi mengenai sd ini:

















     
`   2.   Sd Negeri 040539 Desa Seberaya
Sd ini berlokasi di daerah Kenjahe Desa Seberaya. Tepatnya berdekatan dengan lokasi Gereja Katolik Santo Paulus Stasi Seberaya dan GBKP Desa Seberaya. Sd ini juga berbatasan dengan Jambur Desa Seberaya tepatnya hanya dibantasi oleh tembok. Sd ini memiliki banyak ruangan karena mengalami perbaikan sebanyak dua kali, sehingga setiap hari minggu ruangan dari Sd ini sering digunakan untuk tempat acara kebaktian anak-anak sekolah minggu Gereja Katolik ( Asmika) dan anak anak gereja GBKP. Berikut adalah dokumentasi mengenai Sd ini: 















3.Putri Hijau
Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa Desa Seberaya erat kaitannya dengan cerita Putri Hijau. Berikut ini adalah beberapa dokumentasi mengenai Situs Budaya Putri Hijau: 


























 
      4. Seberaya bagian Kenjulu
1.Pondok Miso Mak Ewin 
Pondok miso ini berlokasi di daerah Kenjulu yaitu berseberangan dengan masjid  Desa Seberaya. Pondok miso ini cukup terkenal di Desa Seberaya maupun desa- desa sekitarnya karena rasa misonya yang lezat dan harga terjangkau  yaitu sekitar Rp 10.000 satu porsi dan untuk miso bisa dibeli setengah porsi dengan harga  Rp 5000 dan lokasi yang mudah dijangkau. Pondok miso ini sudah berdiri cukup lama, kurang lebih 14 tahun, terhitung sejak penulis masih sd selama 6 tahun, smp 3 tahun, sma 3 tahun dan kuliah selama 2 tahun. Pondok miso ini tidak pernah sepi pengunjung terutama pada jam makan siang, pondok ini paling ramai ketika hari minggu karena kebanyakan masyarakat membeli miso selesai pulang gereja, terutama para remaja gereja-gereja di Seberaya, termasuk penulis sendiri. Selain miso, pondok ini juga terkenal akan kelezatan pecalnya. Pondok ini dibuka setiap harinya mulai pukul 10 pagi hingga sore sekitar jam 4 sore. 




2.Masjid Desa Seberaya
Berikut adalah dokumentasi Masjid di Desa Seberaya: 



3. Tower Xl di Desa Seberaya
Di Seberaya juga terdapat tower untuk kartu Xl yang berlokasi di perladangan Desa Seberaya atau sering disebut dengan reba. Berikut ini adalah dokumentasi tower tersebut: 



4.   Gereja Jemaat Allah Indonesia( GJAI)
Gereja ini juga berlokasi di daerah Kenjulu Desa Seberaya, Gereja ini juga memiliki TK yaitu TK missionaire Desa Seberaya. Berikut ini adalah dokumentasi mengenai Gereja tersebut: 



5.    MCK/ Pemandian Umum Desa Seberaya/ Sumur Bor
Pemandian umum atau sering disebut dengan Sumur Bor ini adalah tempat dimana masyarakat Desa Seberaya bisa mandi, mencuci baju dan membeli air untuk keperluan rumah dan ladang dengan membayar tarif harga. Berikut adalah dokumentasi mengenai pemandian umum ini:


  

     5. Seberaya Bagian Suah dan Kenjahe

1.Rumah Ganding rumah suah
Dulunya rumah ganding ini merupakan rumah adat karo,  rumah adat Karo asli beratapkan ijuk maka rumah ganding ini sudah beratapkan genteng. Berikut adalah dokumentasi mengenai rumah ganding tersebut:



Selain rumah ganding tersebut, di lokasi sekitar tersebut, juga terdapat rumah yang menyerupai rumah adat Karo yaitu rumah milik Marga Depari. Berikut adalah dokumentasinya: 




2.      Geriten Rumah Suah dan Kenjahe
Geriten merupakan salah satu ciri khas masyarakat Karo. Menurut beberapa sumber, Geriten  hampir sama bentuknya dengan jambur tapi ukurannya lebih kecil. Geriten berdiri di atas tiang yang imempunyai dua lantai. Lantai di bawah tidak berdinding, sedang lantai di atas berdinding. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan pada gambar. Di atas geriten tersebut dibuat berdinding dan di dalamnya digunakan untuk tempat menyimpan tulang belulang orang yang telah meninggal cawir metua( lanjut usia) atauun penyimpanan tengkorak dari nenek moyang. Mate Cawir metua artinya yaitu meninggal dalam usia yang sudah lanjut. Seseorang yang disebut mate cawir metua, dia sudah mempunyai banyak turunan termasuk anak, cucu, cicit bahkan buyut. Jenis kematian ini dianggap paling mulia pada budaya Karo. Tidak sembarang orang yang berhak tulang-belulangnya dinaikkan ke Geriten. Yang berhak mereka yang layak ketika hidupnya berjasa kepada orang lain dan menjadi teladan bagi keturunannya, masyarakat Karo lainnya contohnya yaitu Tokoh Adat di desanya. 





3.      Rumah peninggalan Djaga Depari
Seperti yang sudah saya jelaskan, Djaga Depari lahir dan besar di Desa Seberaya.  Berikut adalah rumah peninggalan Djaga Depari yang berlokasi di rumah suah Desa Seberaya:







4.  Gentha Photo
Sebenarnya Gentha photo ini adalah usaha pribadi sepasang suami istri yaitu Susilawati Br Karo Sekali dan suaminya yaitu usaha percetakan dan shooting video. Kebanyakan masyarakat yang ingin memprint kertas dan gambar ataupun fotokopi akan datang ke tempat ini. Karena hanya di lokasi inilah terdapat usaha percetakan. Selain usaha percetakan, mereka juga menyediakan jaasa untuk shooting gambar atau video baik itu acara acara di Seberaya dan luar seberaya baik itu acara di jambur maupun photographer untuk photo prewedding.
  

    5. Puskesmas Desa Seberaya
Lokasinya berdekatan dengan jambur Piso Surit Desa Seberaya. Berikut adalah dokumentasinya: 




6. Toko Pupuk Bersama
Lokasinya berdekatan dengan Jambur Piso surit Seberaya. Berikut adalah dokumentasinya: 

  
 7. Kantor Kepala Desa Seberaya
Kantor Kepala Desa Seberaya ada dua, satu berlokasi di samping jambur dekat dengan dapur jambur yang masih dipakai sampai sekarang dan satunya lagi berada di lokasi jambur terdahulu yaitu kantor kepala desa yang baru tetapi belum diresmikan. Berikut adalah dokumentasi kantor kepala desa Seberaya: 




8 Jambur Piso Surit Desa Seberaya
Jambur ini sudah dibangun sejak lama yaitu kurang lebih 10 tahun sejak saya masih sd, tetapi saya kelas berapa saya sudah lupa ketika jambur ini dibangun. Jambur ini cukup luas dan dibangun untuk memperingati jasa Djaga Depari oleh Pemerintah  dan masyarakat Seberaya beserta para donatur yang diberi julukan sesuai lagu ciptaan Djaga  Depari yaitu “ Jambur Piso Surit Desa Seberaya “ . Berikut adalah dokumentasi mengenai jambur tersebut: 










9. GBKP Desa Seberaya
Lokasi gereja ini berdekatan dengan gereja katolik, sd negeri 040539 dan juga Jambur Desa Seberaya. Gereja ini juga memiliki PAUD yang berlokasi di dalam kawasan gereja tersebut.
Berikut adalah dokumentasi gereja tersebut:









10.  Gereja Katolik Santo Paulus Desa Seberaya
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, gereja katolik berlokasi berdekatan dengan GBKP Desa Seberaya, Jambur dan juga SD 040539 Desa Seberaya.  Gereja Katolik ini juga memiliki Tk yang diberi nama Tk Santa Maria yang berlokasi di belakang gereja tersebut.  Berikut adalah dokumentasi mengenai gereja tersebut:











   Berikut adalah penjelasan singkat dan dokumentasi mengenai Desa Seberaya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.

DESA SEBERAYA Lokasi Desa Seberaya        Desa Seberaya berada di Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, Jarak dari Desa ke Tigap...