DESA
SEBERAYA
Lokasi
Desa Seberaya
Desa Seberaya berada di Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo,
Jarak dari Desa ke Tigapanah yaitu kurang lebih sekitar 3 Km, adapun dari
Kabanjahe yaitu kurang lebih sekitar 12
km, dan dari Medan yaitu kurang lebih 76 km. Berbatasan dengan desa Simpang Bertah, Aji Mbelang, Aji Jahe, Aji Buhara
dan Aji Julu jika dari Daerah Ujung Aji, tetapi jika dari Tiga Panah berbatasan
dengan Desa Kuta Balai dan Tiga Panah.
Jarak desa ini dari Kota Medan sebagai ibukota Propinsi sekitar
76 Km. Angkutan yang dapat digunakan untuk mencapai desa ini dari Kota Medan
diawali dengan menaiki Sinabung Jaya, Sutra atau angkutan umum yang melewati
Berastagi atau Kabanjahe. Sampai di Berastagi atau di Kabanjahe, perjalanan
dilanjutkan dengan menggunakan angkutan Sibayak jurusan Desa Seberaya jika dari
Berastagi tetapi jika dari Kabanjahe dilanjutkan dengan Arih Ersada yang menuju
Desa Seberaya.
Ruas
jalan dari Berastagi atau dari Kabanjahe menuju Desa Seberaya telah diaspal,
namun ada sebagian ruas jalan yang sudah berlubang dan digenangi air jika turun
hujan. Sebagian besar jalan yang rusak ini dijumpai pada rute perjalanan dari
Kabanjahe menuju Desa Seberaya yaitu pada daerah yang sering disebut Lau Pirik.
Di daerah Lau Kemit juga mengalami sedikit kerusakan yaitu pernah terjadinya
longsor yang berada pada sisi jalan yang disebabkan oleh hujan deras.
Sejarah Desa Seberaya
Dalam sejarah terbentuknya Desa Seberaya
dan penamaan Desa Seberaya, masyarakat Desa Seberaya memiliki cerita sendiri
dan cerita sejarah ini diakui dari generasi ke generasi penduduk Desa Seberaya.
Menurut beberapa sumber, Desa Seberaya memiliki pengaruh dari India,terlihat
dari nama nama sub Marga Sembiring seperti Depari, Pandia, Colia, Meliala,
Brahmana dan sebagainya.
Kata Seberaya ini sebenarnya berasal dari kata yaitu Serayan, dalam bahasa Karo serayan artinya kelompok atau
kelompok kerja. Kata serayan ini
juga dapat disamakan dengan kata aron
dalam bahasa Karo yang berarti kelompok kerja, biasanya untuk
mengerjakan ladang anggota kelompoknya. Seiring dengan berjalannya waktu, kata serayan berubah menjadi kata
Seberaya, tidak ada yang mengetahui jelas kapan dan siapa yang mengubah nama serayan menjadi Seberaya.
Dalam budaya Karo, ada istilah merga simantek kuta, yaitu marga orang yang awalnya mendiami
daerah tersebut atau orang yang mendirikan kampung atau desa tersebut dan
istilah anak beru kuta. Desa
Seberaya marga simantek kuta adalah
marga Karo Sekali, karena kelompok orang dengan Marga Karo Sekali lah yang
awalnya mendiami dan mendirikan desa ini. Sementara anak beru kuta adalah Merga Sembiring.
Di seberaya sendiri, ada tiga kesain besar, kesain
dalam bahasa Indonesia berarti kelompok pemukiman yang berada dalam
sebuah wilayah desa. Kesain tersebut
adalah Kesain Rumah Karo Raja Urung,
Kesain Saribu dan Kesain Julun.
Nama-nama kesain ini
diyakini adalah nama ketiga kepala keluarga yang awalanya mendiami daerah
Seberaya ini.
Sampai saat ini, penduduk dengan marga
Karo Sekali dan Sembiring lah yang paling banyak terdapat di Desa Seberaya.
Marga Karo Sekali juga diyakini berasal dan berkembang dari Desa Seberaya,
sehingga jika dimanapun ada orang Karo dengan marga Karo Sekali kemungkinan
besar adalah berasal dari Desa Seberaya.
Keadaan
Penduduk
Jumlah Penduduk Seberaya sekitar
1100 Per Kepala Keluarga. Penduduk Desa ini sebagian besar beragama
Kristen, dimana yaitu Gereja Kristen
Protestan sekitar 30 %, Katolik 20 %, Pentakosta 30 %, Islam 15 %, dan lain
lain 5 %.
Penduduk
yang ada di Desa Seberaya ini sebagian besar adalah suku Karo (90%), dengan
adanya perpindahan penduduk, kini Desa Seberaya juga ditinggali oleh kelompok
etnis lain seperti Batak Toba, Simalungun, Jawa, Nias, dan orang dari kelompok
lainnya. Masuknya etnis lain ke desa ini terjadi dengan beberapa cara misalnya
ada warga Desa Seberaya yang menikah dengan orang dari etnis lain dan menetap
di Desa Seberaya, orang dari etnis lain masuk dan menetap di Desa Seberaya
dengan tujuan mencari pekerjaan (biasanya sebagai buruh tani) atau kedatangan
etnis lain karena faktor kesadaran sendiri ingin menetap di Desa Seberaya. Bagi
warga yang berasal dari etnis lain ini biasanya setelah sah sebagai warga Desa
Seberaya yang dibuktikan dengan pemberian KTP oleh Kepala Desa akan membuat
keluarga angkat yang mereka anggap cocok untuk mereka. Biasanya keluarga angkat
ini akan memberikan marga orang Karo keluarga mereka atau marga yang cocok
untuk orang yang berasal dari etnis lain tersebut. Sehingga jika ada kegiatan
adat di Desa Seberaya, mereka mengetahui posisi mereka dalam Adat Karo.
Dari segi tingkat pendidikan sebagian
besar penduduk Desa Seberaya sudah menamatkan SMP, terutama para warga yang
sudah diatas usia 40 tahun, hanya sebagian kecil yang tamat SD atau tidak tamat
sekolah sama sekali (warga yang sudah lanjut usia). Anak remaja sebagian besar
telah tamat SMA. Banyak anak remaja dari Desa Seberaya yang melanjutkan jenjang
kuliah di luar kota propinsi atau di ibukota propinsi (Medan), ada juga yang
menjalani bangku SMA di Kota Medan. Sekolah SMA yang dapat dijangkau pulang
balik dari Desa Seberaya adalah SMA yang ada di Tigapanah, Kabanjahe, Barusjahe
dan Berastagi. Hal ini membuat banyak juga anak-anak terpelajar yang berasal
dari Desa Seberaya yang telah menduduki jabatan penting baik di tingkat daerah
kabupaten, propinsi maupun tingkat nasional.
Bertani merupakan mata pencaharian
mayoritas warga desa ini, meskipun mata pencaharian pokoknya bukan dari bertani
(misalnya mereka bekerja di instansi pemerintahan), namun mereka tetap memiliki
lahan untuk dijadikan tempat bercocok tanam. Orang dengan pekerjaan pokok bukan
sebagai petani, biasanya mengerjakan lahan mereka ketika mereka selesai
melakukan pekerjaan di kantor atau tempat lain. Tanaman yang paling banyak
ditanam oleh warga desa dulunya adalah tanaman jeruk tetapi semakin lama hanya
segelintir orang yang menanam jeruk karena biaya perawatannya yang mahal,
penduduk Desa Seberaya sekarang ini menanam berbagai macam tanaman seperti
kopi, tomat, kentang , tembakau, dan jenis jenis sayuran lainnya seperti sayur
putih, kol, bunga kol, cabai, beberapa penduduk juga sudah mulai menanam
tanaman wortel, lemon dll. Desa Seberaya
juga terkenal dengan penghasil tanaman bunga dengan berbagai macam jenis mulai dari
Bunga ester, bunga terompet, bunga dahlia, bunga sedap malam, bunga tekwa,
bunga krisan, bunga pong pong, bunga anyelir dan sebagainya.
Berdasarkan aktifitas mata pencaharian
utama warga Desa Seberaya tersebut, maka musim kemarau merupakan musim yang
sangat tidak menguntungkan bagi warga desa. Hal ini karena sebagian besar
tanaman warga sangat membutuhkan air yang cukup. Kemarau juga akan sangat
mengganggu bagi kesehatan hewan peliharaan warga karena rumput yang menjadi
makanan utama ternak mereka menjadi kering dan sulit didapat. Pada Tahun 2016
kemarin, Desa Seberaya sekitarnya mengalami kemarau panjang mulai bulan
Februari hingga bulan Oktober awal, pada masa Kemarau tersebut, hampir semua
masyarakat mengeluh karena tanaman banyak yang tidak jadi tumbuh, dan bila ingin ditumbuhkan pun harus menyiram
tanaman setiap harinya, airnya pun harus dibeli dari MCK yang dikelola oleh PUD
dengan harga Rp 20.000 per 1000 liter( 1 tangki air), sehingga bagi Masyarakat
yang tidak sanggup membeli air untuk tanaman mereka mengalami banyak kerugian,
begitu juga dengan masyarakat yang membeli air, juga banyak mengalami kerugian,
dikarenakan pengeluaran tidak sebanding dengan harga jual tanaman tersebut.
Disamping itu, Desa Seberaya juga
mempunyai cerita yang sangat sensasional. Salah satu cerita tersebut yaitu:
Cerita Putri Hijau
Cerita putri Hijau sangat berkaitan
dengan Desa Seberaya. Konon menurut masyarakat Desa Seberaya yang diceritakan
secara turun temurun Putri Hijau dan saudara saudaranya lahir di Desa Seberaya
tepatnya yaitu di Lau Pirik. Sampai saat
ini gua tersebut masih ada dan sebagian permukaannya tertimbun gugusan tebing
sekitarnya. Menurut cerita yang saya dengar dari orangtua, Ibu Putri Hijau
merupakan penduduk Desa Seberaya yang merupakan Beru Sembiring Milala.
Kisah awal ini berawal dari si Beru
Milala ini( namanya tidak diketahui) hamil di luar nikah tanpa diketahui siapa
suaminya, sehingga masyarakat Desa Seberaya mengasingkannnya dari Desa Seberaya
ke sebuah Gua di Lau Pirik atau yang sering disebut dengan Gua Lau Pirik. Konon menurut cerita,
kehamilannya terus membesar selama hampir 3 tahun, dan pada saat melahirkan
lahirlah ketiga anaknya yaitu si Naga, Meriam, dan Putri Hijau yang pada
awalnya, nama Putri Hijau di Seberaya
disebut adalah “ Beru Peteri” yang artinya “Wanita Sakti yang bersinar”.
Putri Hijau tumbuh besar menjadi seorang gadis
yang cantik.Kecantikannya memancarkan warna kehijauan yang berkilau
dan menjadi kesohor ke berbagai pelosok negeri. Bahkan Konon katanya, Putri
Hijau bagaikan Dewi kahyangan Yang turun ke bumi, disebutkan Putri Hijau
memiliki rambut yang sangat panjang, bahkan satu helai rambutnya pun sebesar
satu genggaman tangan orang dewasa atau sebesar bola kasti, hal ini dulu pernah
dibuktikan dengan ditemukannya sehelai rambut tersebut di Desa Seberaya,
tepatnya di Rumah Mbelin( Salah Satu rumah adat di Desa Seberaya pada zaman
dulu), Putri Hijau juga memiliki dikatakan memiliki kulit yang sangat putih,
saking putihnya ketika dia memakan sirip, sirih tersebut terlihat di lehernya
ketika memakannya.
Di Desa Seberaya
tepatnya di Lau Pirik juga terdapat tapian untuk tempatnya khusus untuk mandi
dan Gua Lau Pirik yang konon katanya merupakan tempat kelahiran sang Putri
hijau dan saudaranya.
Menurut
cerita yang beredar, sang Putri dan saudaranya akhirnya pindah dari Desa
Seberaya karena Masyarakat Desa Seberaya tidak sanggup lagi menyediakan makanan
Si Naga saudara Putri Hijau yang memiliki nafsu makan yang sangat besar. Mereka
akhirnya dari Desa Seberaya menuju Delitua, konon katanya mereka pindah ke
Delitua melalui jalur Gua Lau Pirik tempat mereka dilahirkan yang menurut
cerita jika keluar dari gua tersebut dapat keluar di daerah Delitua. Di Delitua
, para pengikutnya membangun benteng yang kuat. Dengan demikian, negeri itu
cepat makmur.
Kecantikan Puteri Hijau yang menyebar seperti kabar burung ke segala penjuru, suatu ketika didengar oleh Raja Aceh. Ia kemudian menginginkan Putri Hijau sehingga mengirim bala tentara untuk meminang Puteri Hijau. Utusan langsung dikirim. Tapi lamaran raja Aceh ditolak dan membuat Raja Aceh menjadi murka. Ia merasa diri dan kerajaannya dihina sehingga jatuhlah perintah untuk segera menyerang benteng Puteri Hijau. Tapi karena bentengnya sangat kokoh, pasukan Aceh gagal menembusnya.
Menyadari jumlah pasukannya makin menyusut setelah banyak yang terbunuh, panglima-panglima perang Aceh memakai siasat baru. Mereka menyuruh prajuritnya menembakkan ribuan uang emas ke arah prajurit benteng yang bertahan di balik pintu gerbang. Suasana menjadi tidak terkendali karena para penjaga benteng itu berebutan uang emas dan meninggalkan benteng pertahanan. Ketika mereka tengah sibuk memunguti uang logam, tentara Aceh menerobos masuk dan dengan mudah menguasai benteng.
Pertahanan
terakhir yang dimiliki orang dalam adalah salah seorang saudara Puteri Hijau,
yaitu Meriam Puntung. Tapi karena ditembakkan terus-menerus, meriam ini menjadi
panas, meledak, terlontar, dan terputus dua. Bagian moncongnya tercampak ke
Desa Sukanalu Simbelang, Kecamatan Barusjahe.
Sedangkan
bagian sisanya terlontar ke Labuhan Deli, dan kini ada di halaman Istana
Maimoon Medan. Melihat situasi yang tak menguntungkan, Naga saudara Sang Puteri lainnya,
menaikkan Puteri Hijau ke atas punggungnya dan menyelamatkan diri melalui
sebuah terusan (Jalan Puteri Hijau), memasuki sungai Deli, dan langsung ke
Selat Malaka.
Menurut
cerita ini, saudara-saudara Puteri Hijau adalah manusia-manusia sakti yang
masing-masing bisa menjelma menjadi meriam dan naga. Memang, cerita lisan
selalu mewariskan banyak versi sesuai selera masing-masing penceritanya.
Djaga Depari
Djaga Depari merupakan salah satu
komponis nasional asal daerah Tanah Karo terkhususnya Desa Seberaya. Sebagai
seorang komponis, lagu dan karya karya almarhum Djaga Depari sangat dikenal
masyarakat luas terlebih- lebih bagi masyarakat di daerah Sumatera Utara. Lagu
lagu ciptaannya sangat populer, terutama di daerah Tanah karo sendiri, bahkan
di sekolah sekolah sd dan smp, pada pelajaran Bahasa Daerah Karo, sering sekali
lagu lagu Ciptaannya dinyanyikan.
Di Desa Seberaya sendiri, masyarakat
masih sering menyanyikan lagu lagu Djaga Depari baik itu lansia, dewasa, remaja
dan anak anak. Tetapi pengenalan diri masyarakat Sumatera Utara terhadap Djaga
Depari masih kurang, karena kurangnya dokumentasi belum sebanding dengan karya
karyanya. Hal serupa juga terjadi pada banyak orang yang mempunyai andil dalam
perjuangan bangsa ini dibidang kebudayaan.
Djaga Depari lahir di Seberaya pada 5
Mei 1922, Orangtuanya bernama Ngembar Sembiring Depari dan Siras Br Karo Sekali.
Djaga Depari adalah anak kedua dari enam bersaudara.
Menurut
sumber, Djaga Depari menikah pada umur sekitar 20-25 tahun dengan Impalnya
Djendam Br Depari. Dari hasil pernikahan mereka, mereka dikaruniai tujuh orang
anak, empat laki laki dan tiga perempuan. Anak pertama bernama Sadarman Depari,
anak kedua bernama Sutrisno Depari, anak ketiga bernama Maya Rita Br Depari,
anak keempat bernama Agustina Br
Depari,anak kelima bernama Junita Br Depari, anak keenam bernama Waktu Depari,
anak ketujuh bernama Ngapuli Depari yang lahir dua bulan sebelum Djaga Depari
meninggal.
Dari ketujuh anak dari Djaga Depari,
anak keempatnya lah yaitu Agustina Br Depari yang paling dikenal oleh
masyarakat dibanding anaknya yang lain.
Agustina Br Depari ini dikenal sebagai pelatih tari bagi generasi muda
di sanggar yang telah dibangunnya. Ia juga aktif mengurusi kegiatan Seni yang
berhubungan dengan nama besar ayahnya.
Di Desa Seberaya sendiri masih berdiri
kokoh rumah yang dulunya ditinggali oleh Djaga Depari beserta keluarganya dulu.
Sekarang Rumah peninggalan tersebut, ditinggali oleh Ngapuli depari yang
merupakan anak bungsu dari Djaga Depari, sedangkan kakaknya yang lain tidak tinggal di rumah
peninggalan Djaga Depari tersebut setelah menikah. Rumah tersebut berlokasi di
Desa Seberaya, tepatnya di rumah tengah atau sekarang disebut rumah suah.
Hampir semua lagu yang diciptakan oleh
Djaga Depari mengandung makna tidak langsung. Lagu Taneh Karo Simalem,
misalnya, merupakan simbol Tanah Karo yang memiliki alam yang indah nan elok
yang tiada bandingannya dengan daerah lain. Dari lagu itu kita bisa mengetahui
jiwa penciptanya,dalam hal ini Djaga Depari, yang tenang, tenteram dan cinta
akan Tanah kelahirannya.
Pada masa masa perjuangan, Djaga
depari sudah mulai dikenal sebagai pemusik pejuang yang mengarah penciptaan
lagu- lagu perjuangan, cinta, dan keindahan alam di Tanah Karo. Lagu yang
diciptakannya pada masa perang kemerdekaan itu antara lain: Famili taksi, Sora Mido, Tanah Karo Simalem, Roti Manis,
Tiga Sibolangit, Pecat Pecat Seberaya dan Andiko Alena.
Salah satu lagu ciptaan Djaga Depari
yang terkenal yaitu Erkata Bedil yang menceritakan seorang anak gadis yang
penuh harap dan sendu melepas sang kekasih ke medan juang untuk membela dan
mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia. Irama dalam lagu ini konon
katanya dapat membangkitkan semangat para pemuda untuk tetap percaya diri dalam
perjuangan. Lagu Erkata Bedil ini menggambarkan semangat perjuanagan pemuda
pemuda Karo untuk ikut mengangkat senjata melawan penjajah di Daerah Sumatera
Utara, walaupun pemuda-pemudi itu sedang dilanda asmara. Lagu ini kemudian
menjadi lagu nasional perjuangan rakyat Indonesia.
Berikut
adalah lirik dari lagu Erkata bedil ciptaan Djaga Depari:
ERKATA
BEDIL
Erkata
Bedil I kota Medan Ari o turang
Ngataken
kami lawes erjuang ari o turang
Tading
I jenda si turang besan
Turang
la megogo
Rajin
ku juma si muat nakan turang la megogo
O
turang la megogo
Kai
nindu ari turang
Uga
sibahan arihta
Arih-arihta
Tetap
ersada ari o turang
Adina
lawes kena ku medan perang ari o turang
Petetap
ukur ola melantar ari o turang
Adina
ue nina pengindo ari o turang
Sampan
nge pagi si malem ukur ari o turang
O
turang la megogo
Uga
sibahan arihta
Arih
arihta
Tetap
ersada ari o turang
Djaga Depari juga merupakan seorang
musikus dan penggubah lagu yang sedikit banyak dipengaruhi oleh perkembangan
zaman.
Djaga Depari juga merupakan seorang musikus dan penggubah lagu yang sedikit banyak dipengaruhi oleh perkembangan zaman. Selain lagu tersebut, masih terdapat banyak lagu ciptaan Djaga Depari yang populer hingga saat ini, baik bertemakan cinta dan perjuangan.
Berikut ini adalah beberapa judul lagu ciptaan Djaga Depari yang populer di masyarakat Karo dan sekitarnya. Salah satu lagu ciptaan Djaga Depari yang bertemakan cinta yaitu Piso Surit. Dalam lagu itu digambarkan jeritan hati seorang pemuda terhadap seorang gadis tambatan hatinya. Lagu ini dipopulerkan oleh artis karo yaitu Fitra Chord Barus.
Piso surit piso surit
Terdilo-dilo terpingko-pingko
Lalap la jumpa ras atena ngena
Piso surit piso surit
Terdilo-dilo terpingko-pingko
Lalap la jumpa ras atena ngena
I ja kel kena tengahna gundari
Siangna menda turang atena wari
Entabeh naring mata kena tertunduh
Kami nimaisa turang tangis teriluh
Nggo nggo me dagena mulih me gelah kena
Bage me nindu rupa ari agi kakana
Tengah kesain keri lengetna
Remang mekapal turang seh kel bergehna
Tekuak manuk ibabo geligar
Enggo me selpat turang kite-kite ku lepar
Piso surit piso surit
Terdilo-dilo terpingko-pingko
Lalap la jumpa ras atena ngena
Nggo nggo me dagena mulih me gelah kena
Bage me nindu rupa ari agi kakana
Nggo nggo me dagena mulih me gelah kena
Bage me nindu rupa ari agi kakana
Bertolak belakang dengan syair lagu Piso Surit. Syair lagu Pinta-pinta merupakan refleksi tentang kisah cinta yang putus ditengah jalan. Lagu tersebut menggambarkan seorang pemuda yang harus membulatkan hatinya untuk pergi dari orang yang dicintainya untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Lagu tersebut juga menggambarkan kisah cinta yang terpisah oleh jarak dan waktu tetapi selalu setia kepada pasangannya. Lagu ini cukup populer di masyarakat karo dikarenakan dipopulerkan oleh salah satu penyanyi karo yaitu narta siregar atau narta perangin-angin.
Ola aku tenahken pepagi
Sopena terang de wari
Tekuak manuk merari
Ola lolah lolah turang
Dahilah dahindu mesayang
I teruh delengna meganjang
I kepar lawitna si mbelang
Ola ate aru nake
Gia sirang kita lebe
Kenang pinta-pintangku jine
Bagem dage bagem lebe
Salah satu lagu ciptaan Djaga Depari yang cukup populer lainnya adalah Simulih Karaben yang dipopulerkan oleh Alasen Barus. Lagu ini adalah lagu yang bertema kesedihan dari anak seorang pejuang yang tidak tahu kemana lagi harus pulang, karena rumah pun tiada lagi untuk tempat berteduh sementara teman untuk mengadu pun sudah tidak ada lagi. Pada syair lagu ini, Djaga Depari, melukiskan kegundahan hatinya saat hari menjelang sore. Lagu ini sampai sekarang masih cukup popular di Tanah Karo. Setidak-tidaknya, pada setiap resepsi Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia sampai sekarang, lagu ini sering dikumandangkan.
Benna ka menda wari bage
Langit pe tempa erkire-kire
Mulih ku rumah kari
Si erdahin i sabah
Terbegi sora kalak erdilo-dilo
Sora ndilo kapen ralo-ralo
Seh i rumah kari
Banci me ia ngadi –ngadi
Di aku kuja ndia mulihku gundari
I ja ndia inganku ngadi-ngadi
Latih kal bage suari berngi
Denden ukur picet ari
O simulih karaben
Ercakap bage aku la radum
Rende ningen lanai ersora
Kerah iluh ndekahsa ngandung
Jingkangken kesah pekurang bana
O si mulih karaben
Selain kedua lagu tersebut, Djaga Depari juga menciptakan lagu bertemakan cinta lainnya yaitu lagu Io-io Lau Beringinyaitu lagu yang menceritakan tentang kisah cinta yang putus ditengah jalan dikarenakan ditinggalkan oleh sang kekasih, bait bait dalam lagu tersebut menunjukkkan betapa sang kekasih merasa sangat sedih karena ditinggalkan dan karena janji-janji manis yang tidak ditepati dan kasih yang tidak kesampaian.
Nese embun erpagi-pagi turang
Ngikut-ngikut lau beringin mergalun-galun
Mambur iluh erdire-dire suari berngi
Nginget-nginget arih-arihta la sahun
Mayap-ayap kuliki kabang turang
Babo gumut mincep i duru batang kacihe
La kal kap terlupaken aku katandu mehuli
Eme dalanna dalanna maka aku terlali-lali
Kabang ndukur i talin gugung
Ngadi cinep nepet asarna i perlaba
Labuh ukur kinata arih-arihta rayung
Tangis ngandung terkesi-kesi si sada sada
Rudang turah i duru ling-ling turang
Miap-miap i embus angin angin silumang
Inget kel aku ningku rusur ula aku tading
Ja pagi inganku di kena pagi erpemuang
Io turang io turang iao io io
Io turang io turang iao io io
Salah satu lagu ciptaan Djaga Depari lainnya yang cukup populer yaitu rudang-rudang mejile yang menceritakan tentang seorang anak yang tumbuh menjelang dewasa yang tidak terlepas dari kasih sayang orangtua dan keluarga. Di dalam lagu tersebut juga diingatkan agar anak mematuhi nasihat orangtua, agar kelak menjadi anak yang berguna, menjadi kebanggaan orangtua dan sanak saudara. Lagu ini pernah dinyanyikan oleh beberapa artis karo, salah satunya adalah melita br sembiring milala.
Mbelin daging ni baba dage
Mbelin bekas pendidong doah
Nande bapa perkuah
Ras si kuning kuningi mami
Bibi mbacar metami
[**]
Mehuli kel ajar na ndube
Rikut bage toto ras pasu pasuna
Ula kel macik tangke rudang
Rudang kalimbubuta
Rudang rudang mejile nake
Tuah man kade kade
Maka ersinal gelah
Babah nande bapanta sumekah
Payo nge natenta tuhu nge nandeta
Sipangke nge pedahna
Rudang rudang mejile
Rudang rudang mejile
Kembali ke [**]
Selain lagu yang ada di atas, masih terdapat beberapa lagu ciptaan Djaga Depari yang cukup populer saat ini, salah satunya adalah Mbuah Page yang bertemakan tentang kehidupan para petani. Lagu tersebut dipopulerkan oleh salah satu penyanyi karo yaitu Novita Br Barus.
Landek kita ras rende
Sada pengodak pengole
Notoken wari mejile
Maka mbuah ko page
Mbuah ko page
Maka mbuah ko page
Mbuah ko page
Palu me gendang
Landek kita ras rende
Sada pengodak pengole
Notoken wari mejile
Maka mbuah ko page
Mbuah ko page
Maka mbuah ko page
Mbuah ko page
Payo me nindu dage
Tuhu me nindu dage
Gelah meriah erjujung
Meriah nimpa ku lesung
Gelahna lit dalinta pulung
Pulung metunggung
Pulung metunggung nande bapa
Pulung metunggung
Lagu lainnya ciptaan Djaga Depari bertemakan cinta yaitu wayah e wayah yang menceritakan tentang pemuda pemudi yang sedang menghalau burung ditengah sawah-ladang sambil memadu kasih.
Mulih ko perik
Bias me gelah
Tading ken sitik
La kin pe i tambahi
Ateku nggo mesui
Penadingken turang ateku jadi
Ingetenku suari ras berngi
Bicara kin gel-gel
Bagenda paksana muro
Lit ka nge temanku
Arih ras ertungko-tungko
Oh turang sibesan
Ija kena kudilo
Ija kal pagi
Kena ku alo alo
Ija kal kena
Ku alo- alo
Ija kal kena
Ku lebuh ku dilo
Wayah e wayah mulih ko perik
Wayah e wayah mulih ko perik
Lagu ciptaan Djaga Depari seperti halnya yang sudah diketahui, selalu memiliki makna yang terkandung di dalamnya, salah satu lagu ciptaan Djaga Depari yang memiliki makna tentang musyawarah mufakat yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia adalah Sue sue. Lirik dalam lagu ini menunjukkan musywarah mufakat adalah awal dari segalanya untuk mencapai tujuan bersama hingga bermanfaat bagi semua orang.
Ula nai min tunduh ota lawes ridi
Gelah min mejingkat ras menahang tulan
Sidahi dahinta dahin pe erdungna
Sue sue gelah arihta
Ue ue ue bage ningkena
Arih si ersada me bena-benana
Makana dahinta lit kari gunana
Perik kabang kabang dingen rende-rende
Bage kape kita ola ndele-ndele
Sidahi dahinta ola sempat murde
Mari si pesikap gelah sikap jore
Sue sue gelah arihta
Ue ue ue bage ningkena
Arih si ersada me bena-benana
Makana dahinta lit kari gunana
Sora mido(suara kesedihan). Sebuah syair dan lagu yang menggambarkan peristiwa "karo lautan api" pada agresi militer belanda ditahun 1946. Lagu dan syair ini merupakan ungkapan kesedihan atau pun ratapan karena peperangan yang menimbulkan banyak korban harta, benda, dan jiwa. Lagu ini menggambarkan totalitas masyarakat karo dalam berperang mempertahankan harga diri dan wilayahnya, dimana sejarah mencatat bahwa hampir seluruh wilayah taneh karo simalem dibumi-hanguskan agar serdadu belanda tidak dapat mempergunakan fasilitas apapun untuk menunjang administrasi dan pertahanannya di Taneh Karo.
I babo makam pahlawan silino
Bangunna serko medodo
Cawir cere sorana mido-idom
Cawir cere sorana mido-idom
Terawih dipul meseng kutanta ndube
Iluh silumang ras simbalu-mbalu erdire-dire
Sora ndehereng erperenge-renge ate
Kinata ngayak-ngayak merdeka ndube
Kinata ngayak merdeka ndebe
Emakana tangarlah si 'ncikep layar-layar
Ola kam merangap, turang dingen ola kena erjagar-jagar
Kesah ras dareh kel ndube tukurna merdekanta enda
Ola lasamken pengorbanen bangsanta
Ola lasamken kahulna bangsanta
Enggo kap megara lau lawit ban dareh simbisanta
Enggo megersing lau paya-paya ban iluh tangista
Enggo kap gelap langit perbahan cimber meseng kutanta ndube
Kinata ngayak-ngayak medeka kita
Kinata ngayak-ngayak merdeka kita
Tegu min dage temanta si’nggo cempang
Didong doahken anak sitading melumang
Keleng ras dame ateta sada karang
Em pertangisen kalak lawes erjuang
Em pertangisen kalak lawes erjuang
Terbegi sora bulung-bulung erdeso
Cawir cere sorana mido-idom
Cawir cere sorana mido-idom
Mejuah juah berarti Selamat sejahtera bagi kita semua. Syair lagu Mejuah-juah merupakan ucapan selamat sejahtera yang disajikan secara suka cita. Lagu tersebut juga mengandung doa harapan agar Tuhan memberikan berkatnya apabila kita saling memaafkan se ia sekata dalam tindakan dan perbuatan.
nande bapa mulia
Rikut ken tuah sangap kerina
nangtang singalah-ngalah
Ibas kita pulung pulung metunggung
Arihta pe ola rayung
Singuda denga ras simetua
Nangtang kerina rogana
Singuda-nguda ras anak perana
Lampas jumpa atena ngena
Nampe rejeki bage
Kini malemen bage
Nese mesui ate
Ras kitik ukur bage
Ngayo tendinta njujuri dibata
Berena sangap man banta
Ngayo tendinta njujuri dibata
Berena sangap man banta
Ibas kita pulung pulung metunggung
Arihta pe ola rayung
Singuda denga ras simetua
Nangtang kerina rogana
Singuda-nguda ras anak perana
Lampas jumpa atena ngena
Nampe rejeki bage
Kini malemen bage
Nese mesui ate
Ras kitik ukur bage
Ngayo tendinta njujuri dibata
Berena sangap man banta
Ngayo tendinta njujuri dibata
Berena sangap man banta
Syair lagu Taneh Karo Simalem merupakan refleksi pemujaan penciptanya kepada Tanah kelahirannya yang menggambarkan daerah kelahirannya, yakni Tanah Karo Simalem nan indah. Dia mengatakan kemana pun akan pergi, tidak akan pernah dilupa.
Taneh ingan kemulihen
Kujabu kutengah-tengah bage
Taneh karo mejile
O taneh karo simalem
Inganta cio cilinggem
O taneh karo simalem
Inganta cio cilinggem
Meganjang kel beritana
Sebelang-belang dunia
Mehamat kel kap jelmana kerina
Sada pe la lit si jegirna
O taneh karo simalem
Inganta cio cilinggem
O taneh karo simalem
Inganta cio cilinggem
Reff:
I kepar lawit siapai kin ndia
Kecibalenku kin gia
Keleng kel ateku ia
Lakap erleka-leka
O taneh karo simalem
Inganta cio cilinggem
O taneh karo simalem
Inganta cio cilinggem
Meganjang kel beritana
Sebelang-belang dunia
Mehamat kel kap jelmana kerina
Sada pe la lit si jegirna
O taneh karo simalem
Inganta cio cilinggem
Djaga Depari juga merupakan seorang musikus dan penggubah lagu yang sedikit banyak dipengaruhi oleh perkembangan zaman. Selain lagu tersebut, masih terdapat banyak lagu ciptaan Djaga Depari yang populer hingga saat ini, baik bertemakan cinta dan perjuangan.
Berikut ini adalah beberapa judul lagu ciptaan Djaga Depari yang populer di masyarakat Karo dan sekitarnya. Salah satu lagu ciptaan Djaga Depari yang bertemakan cinta yaitu Piso Surit. Dalam lagu itu digambarkan jeritan hati seorang pemuda terhadap seorang gadis tambatan hatinya. Lagu ini dipopulerkan oleh artis karo yaitu Fitra Chord Barus.
PISO SURIT
Piso surit piso surit
Terdilo-dilo terpingko-pingko
Lalap la jumpa ras atena ngena
Piso surit piso surit
Terdilo-dilo terpingko-pingko
Lalap la jumpa ras atena ngena
I ja kel kena tengahna gundari
Siangna menda turang atena wari
Entabeh naring mata kena tertunduh
Kami nimaisa turang tangis teriluh
Nggo nggo me dagena mulih me gelah kena
Bage me nindu rupa ari agi kakana
Tengah kesain keri lengetna
Remang mekapal turang seh kel bergehna
Tekuak manuk ibabo geligar
Enggo me selpat turang kite-kite ku lepar
Piso surit piso surit
Terdilo-dilo terpingko-pingko
Lalap la jumpa ras atena ngena
Nggo nggo me dagena mulih me gelah kena
Bage me nindu rupa ari agi kakana
Nggo nggo me dagena mulih me gelah kena
Bage me nindu rupa ari agi kakana
Bertolak belakang dengan syair lagu Piso Surit. Syair lagu Pinta-pinta merupakan refleksi tentang kisah cinta yang putus ditengah jalan. Lagu tersebut menggambarkan seorang pemuda yang harus membulatkan hatinya untuk pergi dari orang yang dicintainya untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Lagu tersebut juga menggambarkan kisah cinta yang terpisah oleh jarak dan waktu tetapi selalu setia kepada pasangannya. Lagu ini cukup populer di masyarakat karo dikarenakan dipopulerkan oleh salah satu penyanyi karo yaitu narta siregar atau narta perangin-angin.
PINTA PINTA
Ola singet aku nari Ola aku tenahken pepagi
Sopena terang de wari
Tekuak manuk merari
Ola lolah lolah turang
Dahilah dahindu mesayang
I teruh delengna meganjang
I kepar lawitna si mbelang
Ola ate aru nake
Gia sirang kita lebe
Kenang pinta-pintangku jine
Bagem dage bagem lebe
Salah satu lagu ciptaan Djaga Depari yang cukup populer lainnya adalah Simulih Karaben yang dipopulerkan oleh Alasen Barus. Lagu ini adalah lagu yang bertema kesedihan dari anak seorang pejuang yang tidak tahu kemana lagi harus pulang, karena rumah pun tiada lagi untuk tempat berteduh sementara teman untuk mengadu pun sudah tidak ada lagi. Pada syair lagu ini, Djaga Depari, melukiskan kegundahan hatinya saat hari menjelang sore. Lagu ini sampai sekarang masih cukup popular di Tanah Karo. Setidak-tidaknya, pada setiap resepsi Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia sampai sekarang, lagu ini sering dikumandangkan.
SIMULIH KARABEN
Langit pe tempa erkire-kire
Mulih ku rumah kari
Si erdahin i sabah
Terbegi sora kalak erdilo-dilo
Sora ndilo kapen ralo-ralo
Seh i rumah kari
Banci me ia ngadi –ngadi
Di aku kuja ndia mulihku gundari
I ja ndia inganku ngadi-ngadi
Latih kal bage suari berngi
Denden ukur picet ari
O simulih karaben
Ercakap bage aku la radum
Rende ningen lanai ersora
Kerah iluh ndekahsa ngandung
Jingkangken kesah pekurang bana
O si mulih karaben
Selain kedua lagu tersebut, Djaga Depari juga menciptakan lagu bertemakan cinta lainnya yaitu lagu Io-io Lau Beringinyaitu lagu yang menceritakan tentang kisah cinta yang putus ditengah jalan dikarenakan ditinggalkan oleh sang kekasih, bait bait dalam lagu tersebut menunjukkkan betapa sang kekasih merasa sangat sedih karena ditinggalkan dan karena janji-janji manis yang tidak ditepati dan kasih yang tidak kesampaian.
IO-IO LAU BERINGIN
Ngikut-ngikut lau beringin mergalun-galun
Mambur iluh erdire-dire suari berngi
Nginget-nginget arih-arihta la sahun
Mayap-ayap kuliki kabang turang
Babo gumut mincep i duru batang kacihe
La kal kap terlupaken aku katandu mehuli
Eme dalanna dalanna maka aku terlali-lali
Kabang ndukur i talin gugung
Ngadi cinep nepet asarna i perlaba
Labuh ukur kinata arih-arihta rayung
Tangis ngandung terkesi-kesi si sada sada
Rudang turah i duru ling-ling turang
Miap-miap i embus angin angin silumang
Inget kel aku ningku rusur ula aku tading
Ja pagi inganku di kena pagi erpemuang
Io turang io turang iao io io
Io turang io turang iao io io
Salah satu lagu ciptaan Djaga Depari lainnya yang cukup populer yaitu rudang-rudang mejile yang menceritakan tentang seorang anak yang tumbuh menjelang dewasa yang tidak terlepas dari kasih sayang orangtua dan keluarga. Di dalam lagu tersebut juga diingatkan agar anak mematuhi nasihat orangtua, agar kelak menjadi anak yang berguna, menjadi kebanggaan orangtua dan sanak saudara. Lagu ini pernah dinyanyikan oleh beberapa artis karo, salah satunya adalah melita br sembiring milala.
RUDANG-RUDANG MEJILE
Adina enggo mbelin bageMbelin daging ni baba dage
Mbelin bekas pendidong doah
Nande bapa perkuah
Ras si kuning kuningi mami
Bibi mbacar metami
[**]
Mehuli kel ajar na ndube
Rikut bage toto ras pasu pasuna
Ula kel macik tangke rudang
Rudang kalimbubuta
Rudang rudang mejile nake
Tuah man kade kade
Maka ersinal gelah
Babah nande bapanta sumekah
Payo nge natenta tuhu nge nandeta
Sipangke nge pedahna
Rudang rudang mejile
Rudang rudang mejile
Kembali ke [**]
Selain lagu yang ada di atas, masih terdapat beberapa lagu ciptaan Djaga Depari yang cukup populer saat ini, salah satunya adalah Mbuah Page yang bertemakan tentang kehidupan para petani. Lagu tersebut dipopulerkan oleh salah satu penyanyi karo yaitu Novita Br Barus.
MBUAH PAGE
Palu me gendang Landek kita ras rende
Sada pengodak pengole
Notoken wari mejile
Maka mbuah ko page
Mbuah ko page
Maka mbuah ko page
Mbuah ko page
Palu me gendang
Landek kita ras rende
Sada pengodak pengole
Notoken wari mejile
Maka mbuah ko page
Mbuah ko page
Maka mbuah ko page
Mbuah ko page
Payo me nindu dage
Tuhu me nindu dage
Gelah meriah erjujung
Meriah nimpa ku lesung
Gelahna lit dalinta pulung
Pulung metunggung
Pulung metunggung nande bapa
Pulung metunggung
Lagu lainnya ciptaan Djaga Depari bertemakan cinta yaitu wayah e wayah yang menceritakan tentang pemuda pemudi yang sedang menghalau burung ditengah sawah-ladang sambil memadu kasih.
WAYAH WAYAH
Wayah e wayah Mulih ko perik
Bias me gelah
Tading ken sitik
La kin pe i tambahi
Ateku nggo mesui
Penadingken turang ateku jadi
Ingetenku suari ras berngi
Bicara kin gel-gel
Bagenda paksana muro
Lit ka nge temanku
Arih ras ertungko-tungko
Oh turang sibesan
Ija kena kudilo
Ija kal pagi
Kena ku alo alo
Ija kal kena
Ku alo- alo
Ija kal kena
Ku lebuh ku dilo
Wayah e wayah mulih ko perik
Wayah e wayah mulih ko perik
Lagu ciptaan Djaga Depari seperti halnya yang sudah diketahui, selalu memiliki makna yang terkandung di dalamnya, salah satu lagu ciptaan Djaga Depari yang memiliki makna tentang musyawarah mufakat yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia adalah Sue sue. Lirik dalam lagu ini menunjukkan musywarah mufakat adalah awal dari segalanya untuk mencapai tujuan bersama hingga bermanfaat bagi semua orang.
SUE SUE
Arah kepultaken mbincar matawariUla nai min tunduh ota lawes ridi
Gelah min mejingkat ras menahang tulan
Sidahi dahinta dahin pe erdungna
Sue sue gelah arihta
Ue ue ue bage ningkena
Arih si ersada me bena-benana
Makana dahinta lit kari gunana
Perik kabang kabang dingen rende-rende
Bage kape kita ola ndele-ndele
Sidahi dahinta ola sempat murde
Mari si pesikap gelah sikap jore
Sue sue gelah arihta
Ue ue ue bage ningkena
Arih si ersada me bena-benana
Makana dahinta lit kari gunana
Sora mido(suara kesedihan). Sebuah syair dan lagu yang menggambarkan peristiwa "karo lautan api" pada agresi militer belanda ditahun 1946. Lagu dan syair ini merupakan ungkapan kesedihan atau pun ratapan karena peperangan yang menimbulkan banyak korban harta, benda, dan jiwa. Lagu ini menggambarkan totalitas masyarakat karo dalam berperang mempertahankan harga diri dan wilayahnya, dimana sejarah mencatat bahwa hampir seluruh wilayah taneh karo simalem dibumi-hanguskan agar serdadu belanda tidak dapat mempergunakan fasilitas apapun untuk menunjang administrasi dan pertahanannya di Taneh Karo.
SORA MIDO
Terbegi sora bulung-bulung erdesoI babo makam pahlawan silino
Bangunna serko medodo
Cawir cere sorana mido-idom
Cawir cere sorana mido-idom
Terawih dipul meseng kutanta ndube
Iluh silumang ras simbalu-mbalu erdire-dire
Sora ndehereng erperenge-renge ate
Kinata ngayak-ngayak merdeka ndube
Kinata ngayak merdeka ndebe
Emakana tangarlah si 'ncikep layar-layar
Ola kam merangap, turang dingen ola kena erjagar-jagar
Kesah ras dareh kel ndube tukurna merdekanta enda
Ola lasamken pengorbanen bangsanta
Ola lasamken kahulna bangsanta
Enggo kap megara lau lawit ban dareh simbisanta
Enggo megersing lau paya-paya ban iluh tangista
Enggo kap gelap langit perbahan cimber meseng kutanta ndube
Kinata ngayak-ngayak medeka kita
Kinata ngayak-ngayak merdeka kita
Tegu min dage temanta si’nggo cempang
Didong doahken anak sitading melumang
Keleng ras dame ateta sada karang
Em pertangisen kalak lawes erjuang
Em pertangisen kalak lawes erjuang
Terbegi sora bulung-bulung erdeso
Cawir cere sorana mido-idom
Cawir cere sorana mido-idom
Mejuah juah berarti Selamat sejahtera bagi kita semua. Syair lagu Mejuah-juah merupakan ucapan selamat sejahtera yang disajikan secara suka cita. Lagu tersebut juga mengandung doa harapan agar Tuhan memberikan berkatnya apabila kita saling memaafkan se ia sekata dalam tindakan dan perbuatan.
MEJUAH-JUAH
Mejuah-juah kita kerina nande bapa mulia
Rikut ken tuah sangap kerina
nangtang singalah-ngalah
Ibas kita pulung pulung metunggung
Arihta pe ola rayung
Singuda denga ras simetua
Nangtang kerina rogana
Singuda-nguda ras anak perana
Lampas jumpa atena ngena
Nampe rejeki bage
Kini malemen bage
Nese mesui ate
Ras kitik ukur bage
Ngayo tendinta njujuri dibata
Berena sangap man banta
Ngayo tendinta njujuri dibata
Berena sangap man banta
Ibas kita pulung pulung metunggung
Arihta pe ola rayung
Singuda denga ras simetua
Nangtang kerina rogana
Singuda-nguda ras anak perana
Lampas jumpa atena ngena
Nampe rejeki bage
Kini malemen bage
Nese mesui ate
Ras kitik ukur bage
Ngayo tendinta njujuri dibata
Berena sangap man banta
Ngayo tendinta njujuri dibata
Berena sangap man banta
Syair lagu Taneh Karo Simalem merupakan refleksi pemujaan penciptanya kepada Tanah kelahirannya yang menggambarkan daerah kelahirannya, yakni Tanah Karo Simalem nan indah. Dia mengatakan kemana pun akan pergi, tidak akan pernah dilupa.
TANEH KARO SIMALEM
Kutatap ras kutulihkenTaneh ingan kemulihen
Kujabu kutengah-tengah bage
Taneh karo mejile
O taneh karo simalem
Inganta cio cilinggem
O taneh karo simalem
Inganta cio cilinggem
Meganjang kel beritana
Sebelang-belang dunia
Mehamat kel kap jelmana kerina
Sada pe la lit si jegirna
O taneh karo simalem
Inganta cio cilinggem
O taneh karo simalem
Inganta cio cilinggem
Reff:
I kepar lawit siapai kin ndia
Kecibalenku kin gia
Keleng kel ateku ia
Lakap erleka-leka
O taneh karo simalem
Inganta cio cilinggem
O taneh karo simalem
Inganta cio cilinggem
Meganjang kel beritana
Sebelang-belang dunia
Mehamat kel kap jelmana kerina
Sada pe la lit si jegirna
O taneh karo simalem
Inganta cio cilinggem
1. Sd
Negeri O47164 Desa Seberaya
Sd
ini berlokasi di daerah Kenjulu Desa Seberaya, lebih dikenal oleh masyarakat
dengan Sd Impres. Sd ini juga berlokasi berdekatan dengan Situs Budaya Putri
Hijau Desa Seberaya. Berikut ini adalah beberapa dokumentasi mengenai sd ini:
` 2. Sd
Negeri 040539 Desa Seberaya
Sd
ini berlokasi di daerah Kenjahe Desa Seberaya. Tepatnya berdekatan dengan
lokasi Gereja Katolik Santo Paulus Stasi Seberaya dan GBKP Desa Seberaya. Sd
ini juga berbatasan dengan Jambur Desa Seberaya tepatnya hanya dibantasi oleh
tembok. Sd ini memiliki banyak ruangan karena mengalami perbaikan sebanyak dua
kali, sehingga setiap hari minggu ruangan dari Sd ini sering digunakan untuk
tempat acara kebaktian anak-anak sekolah minggu Gereja Katolik ( Asmika) dan
anak anak gereja GBKP. Berikut adalah dokumentasi mengenai Sd ini:
Sudah
dijelaskan sebelumnya bahwa Desa Seberaya erat kaitannya dengan cerita Putri
Hijau. Berikut ini adalah beberapa dokumentasi mengenai Situs Budaya Putri
Hijau:
4. Seberaya
bagian Kenjulu
1.Pondok Miso Mak Ewin
Pondok
miso ini berlokasi di daerah Kenjulu yaitu berseberangan dengan masjid Desa Seberaya. Pondok miso ini cukup terkenal
di Desa Seberaya maupun desa- desa sekitarnya karena rasa misonya yang lezat
dan harga terjangkau yaitu sekitar Rp
10.000 satu porsi dan untuk miso bisa dibeli setengah porsi dengan harga Rp 5000 dan lokasi yang mudah dijangkau.
Pondok miso ini sudah berdiri cukup lama, kurang lebih 14 tahun, terhitung
sejak penulis masih sd selama 6 tahun, smp 3 tahun, sma 3 tahun dan kuliah
selama 2 tahun. Pondok miso ini tidak pernah sepi pengunjung terutama pada jam
makan siang, pondok ini paling ramai ketika hari minggu karena kebanyakan
masyarakat membeli miso selesai pulang gereja, terutama para remaja
gereja-gereja di Seberaya, termasuk penulis sendiri. Selain miso, pondok ini
juga terkenal akan kelezatan pecalnya. Pondok ini dibuka setiap harinya mulai
pukul 10 pagi hingga sore sekitar jam 4 sore.
2.Masjid
Desa Seberaya
Berikut
adalah dokumentasi Masjid di Desa Seberaya:
3. Tower
Xl di Desa Seberaya
Di
Seberaya juga terdapat tower untuk kartu Xl yang berlokasi di perladangan Desa
Seberaya atau sering disebut dengan reba. Berikut ini adalah dokumentasi tower
tersebut:
4. Gereja
Jemaat Allah Indonesia( GJAI)
Gereja
ini juga berlokasi di daerah Kenjulu Desa Seberaya, Gereja ini juga memiliki TK
yaitu TK missionaire Desa Seberaya. Berikut ini adalah dokumentasi mengenai
Gereja tersebut:
5. MCK/
Pemandian Umum Desa Seberaya/ Sumur Bor
Pemandian
umum atau sering disebut dengan Sumur Bor ini adalah tempat dimana masyarakat
Desa Seberaya bisa mandi, mencuci baju dan membeli air untuk keperluan rumah
dan ladang dengan membayar tarif harga. Berikut adalah dokumentasi mengenai
pemandian umum ini:
5. Seberaya Bagian Suah dan Kenjahe
1.Rumah Ganding rumah suah
Dulunya
rumah ganding ini merupakan rumah adat karo,
rumah adat Karo asli beratapkan ijuk maka rumah ganding ini sudah
beratapkan genteng. Berikut adalah dokumentasi mengenai rumah ganding tersebut:
Selain
rumah ganding tersebut, di lokasi sekitar tersebut, juga terdapat rumah yang
menyerupai rumah adat Karo yaitu rumah milik Marga Depari. Berikut adalah
dokumentasinya:
2. Geriten Rumah Suah dan Kenjahe
Geriten merupakan salah satu ciri khas masyarakat Karo. Menurut beberapa sumber, Geriten hampir sama bentuknya dengan jambur tapi ukurannya lebih kecil. Geriten berdiri di atas tiang yang imempunyai dua lantai. Lantai di bawah tidak berdinding, sedang lantai di atas berdinding. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan pada gambar. Di atas geriten tersebut dibuat berdinding dan di dalamnya digunakan untuk tempat menyimpan tulang belulang orang yang telah meninggal cawir metua( lanjut usia) atauun penyimpanan tengkorak dari nenek moyang. Mate Cawir metua artinya yaitu meninggal dalam usia yang sudah lanjut. Seseorang yang disebut mate cawir metua, dia sudah mempunyai banyak turunan termasuk anak, cucu, cicit bahkan buyut. Jenis kematian ini dianggap paling mulia pada budaya Karo. Tidak sembarang orang yang berhak tulang-belulangnya dinaikkan ke Geriten. Yang berhak mereka yang layak ketika hidupnya berjasa kepada orang lain dan menjadi teladan bagi keturunannya, masyarakat Karo lainnya contohnya yaitu Tokoh Adat di desanya.
3. Rumah peninggalan Djaga Depari
Seperti
yang sudah saya jelaskan, Djaga Depari lahir dan besar di Desa Seberaya. Berikut adalah rumah peninggalan Djaga Depari
yang berlokasi di rumah suah Desa Seberaya:
4. Gentha Photo
Sebenarnya
Gentha photo ini adalah usaha pribadi sepasang suami istri yaitu Susilawati Br
Karo Sekali dan suaminya yaitu usaha percetakan dan shooting video. Kebanyakan
masyarakat yang ingin memprint kertas dan gambar ataupun fotokopi akan datang
ke tempat ini. Karena hanya di lokasi inilah terdapat usaha percetakan. Selain
usaha percetakan, mereka juga menyediakan jaasa untuk shooting gambar atau
video baik itu acara acara di Seberaya dan luar seberaya baik itu acara di
jambur maupun photographer untuk photo prewedding.
5. Puskesmas Desa Seberaya
Lokasinya
berdekatan dengan jambur Piso Surit Desa Seberaya. Berikut adalah
dokumentasinya:
6. Toko Pupuk Bersama
Lokasinya
berdekatan dengan Jambur Piso surit Seberaya. Berikut adalah dokumentasinya:
7. Kantor Kepala Desa Seberaya
Kantor
Kepala Desa Seberaya ada dua, satu berlokasi di samping jambur dekat dengan
dapur jambur yang masih dipakai sampai sekarang dan satunya lagi berada di
lokasi jambur terdahulu yaitu kantor kepala desa yang baru tetapi belum
diresmikan. Berikut adalah dokumentasi kantor kepala desa Seberaya:
8. Jambur Piso Surit Desa Seberaya
Jambur
ini sudah dibangun sejak lama yaitu kurang lebih 10 tahun sejak saya masih sd,
tetapi saya kelas berapa saya sudah lupa ketika jambur ini dibangun. Jambur ini
cukup luas dan dibangun untuk memperingati jasa Djaga Depari oleh
Pemerintah dan masyarakat Seberaya
beserta para donatur yang diberi julukan sesuai lagu ciptaan Djaga Depari yaitu “ Jambur Piso Surit Desa
Seberaya “ . Berikut adalah dokumentasi mengenai jambur tersebut:
9. GBKP Desa Seberaya
Lokasi
gereja ini berdekatan dengan gereja katolik, sd negeri 040539 dan juga Jambur
Desa Seberaya. Gereja ini juga memiliki PAUD yang berlokasi di dalam kawasan
gereja tersebut.
Berikut
adalah dokumentasi gereja tersebut:
10. Gereja Katolik Santo Paulus Desa
Seberaya
Seperti
yang sudah dijelaskan diatas, gereja katolik berlokasi berdekatan dengan GBKP
Desa Seberaya, Jambur dan juga SD 040539 Desa Seberaya. Gereja Katolik ini juga memiliki Tk yang
diberi nama Tk Santa Maria yang berlokasi di belakang gereja tersebut. Berikut adalah dokumentasi mengenai gereja
tersebut:
Berikut adalah penjelasan singkat dan
dokumentasi mengenai Desa Seberaya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.